Skip to main content

Mimpi dikala Pagi


Aku masih tak bisa memahami arti mimpiku pagi ini. Pagi, karena sebelumnya aku sempat terbangun dan sadar bahwa ketika itu sudah jam tiga pagi. Aku tak yakin apakah mimpi pagiku sekadar melanjutkan mimpi malamku.
Aku melihat sebuah keyboard  dalam mimpi pagiku, alat musik serupa piano  yang sebenarnya kukenal sejak kecil. Waktu itu aku mencoba memainkan tuts-tutsnya yang hitam putih. Ada yang salah. Setiap tuts yang ku tekan memang bersuara ketika dimainkan, namun mereka tak kembali naik seperti ketika tidak ditekan. Setiap tuts tersebut tampak meleleh, seperti lilin yang terpapar panas yang cukup lama. Hampir copot ketika jemariku menekannya meski perlahan.
 Di sela rangkaian tuts yang berad di bagian kanan terlihat potongan plastik yang meleleh dengan warna merah. Ada nyala api kecil disana. Kecil, hanya seukuran api pada pemantik yang biasa dinyalakan untuk menyulut sebatang rokok. Aku mencoba memadamkan apinya, menyentuhnya dengan jemariku. Tidak terasa panas. Mungkin karena aku setengah sadar bahwa  ini hanya sebuah mimpi. Mimpi dikala pagi.


Comments

Popular posts from this blog

Peninggalan-Peninggalan Menyebalkan Pernah Saya Temui Di Jamban

Photo by  Gabor Monori  on  Unsplash Semenjak masih bocah, kita semua tentu sepaham bahwa kebutuhan pokok sebagai manusia terdiri dari tiga hal: sandang, papan, serta pangan. Namun demikian, ada satu hal yang tak kalah esensial untuk dikategorikan sebagai kebutuhan, yakni: buang hajat! Agar lebih enak diucapkan, saya lebih memilih untuk merangkum kebutuhan pokok plus-plus ini sebagai : sandang, papan, pangan, dan jamban. Biar apa? Biar enak dibaca saja, begitu. Sebetulnya, dalam istilah biologi, pengeluaran atau pembuangan ampas hasil metabolisme tubuh lebih sesuai apabila disebut ekskresi. Ekskresi sendiri bukan melulu merujuk pada buang air besar atau buang air kecil saja, melainkan juga pembuangan zat-zat seperti karbon dioksida, urea, racun, dan sebagainya. Zat-zat ini memang dapat ditemui pada feses maupun urin yang senantiasa kita keluarkan dengan penuh kelegaan itu. Baik feses (alias tokai) maupun urin (alias pipis) tentu perlu dikeluarkan di tempat y...

Pertemuan dan Perjumpaan

Entah kenapa aku merasakan perbedaan antara pertemuan dan perjumpaan.  Rasaku bilang: pertemuan menyiratkan sebuah perjanjian, kesepakatan. Pertemuan sarat akan unsur kesengajaan. Bentuk-bentuk intimasi serta kepentingan turut terlibat, erat dan mengikat. Rasaku berucap: perjumpaan merupakan pertemuan yang tak direncanakan. Perjumpaan lebih mengatasnamakan takdir, ketidak sengajaan,  Tolong, jangan mintan penjelasan kenapa rasaku tak bisa menyamakan antara pertemuan dan perjumpaan. Aku bukan anak linguistik, atau manusia yang sehari-hari bergelut dengan ketatabahasaan. Rasaku memiliki logika dan nalarnya sendiri.  Jangan pula tanyakan tentang perpisahan, karena kali ini aku sekadar ingin membahas perjumpaan dan pertemuan. Jalan Kaliurang, 21 Maret 2016 Mengutuki hujan yang menderas di luaran. * edited soon, perhaps.

#ReformasiDikorupsi, #GejayanMemanggil, dan Sebagian Postingan yang Tidak Relevan

Gejayan Memanggil 2