Aku masih
tak bisa memahami arti mimpiku pagi ini. Pagi, karena sebelumnya aku sempat
terbangun dan sadar bahwa ketika itu sudah jam tiga pagi. Aku tak yakin apakah
mimpi pagiku sekadar melanjutkan mimpi malamku.
Aku melihat
sebuah keyboard dalam mimpi pagiku, alat musik serupa piano yang sebenarnya kukenal sejak kecil. Waktu itu
aku mencoba memainkan tuts-tutsnya yang hitam putih. Ada yang salah. Setiap tuts
yang ku tekan memang bersuara ketika dimainkan, namun mereka tak kembali naik
seperti ketika tidak ditekan. Setiap tuts tersebut tampak meleleh, seperti
lilin yang terpapar panas yang cukup lama. Hampir copot ketika jemariku
menekannya meski perlahan.
Di sela rangkaian tuts yang berad di bagian
kanan terlihat potongan plastik yang meleleh dengan warna merah. Ada nyala api
kecil disana. Kecil, hanya seukuran api pada pemantik yang biasa dinyalakan untuk
menyulut sebatang rokok. Aku mencoba memadamkan apinya, menyentuhnya dengan
jemariku. Tidak terasa panas. Mungkin karena aku setengah sadar bahwa ini hanya sebuah mimpi. Mimpi dikala pagi.
Comments
Post a Comment