Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2013

Jangkrik api

Aku adalah si jangkrik api. Masih bertetangga dengan semut api. Kebetulan kami tinggal di suatu teritori  yang dikenal sebagai negara api. Negara api yang membuat segala sesuatunya jadi berubah ketika melakukan penyerangan. Sebagai bagian dari negara api,  aku dan semut api juga ikut menyerang, meski cara penyerangan kami berbeda. Semut api menyerang dengan gigitannya yang panas dan buas.Mereka berbaris berjajar penuh semangat dan berapi-api sambil menggerogoti kepala seluruh makhluk bumi kemudian merembet dan merayap ke otak. Kepala jadi panas, otak panas. Suasana memanas, manusia makin ganas. Bahkan singapun kalah ganas dan hanya bisa terkulai lemas dengan wajah memelas. Sebagai jangkrik api, aku sebenarnya tidak punya niat untuk menyerang manusia. Bahkan aku merasa berguna karena bisa menjadi sumber cahaya, meski untuk mengantongiku, manusia harus memberikan pengorbanan dengan tarif tertentu, tergantung berapa standar induk semangku.  Warna-warni dan bentukanku yang pada d

Tersesat

 Sore tadi,  saya berniat mengembalikan buku ke teman saya, Dimar. Kebetulan teman saya baru saja sampai di kosan dan saya memutuskan untuk menyusul ke kosannya. Dimar bilang, kosnya dekat hotel ishiro, jadi tanpa pikir panjang saya menelusuri gang-gang di jakal yang nantinya nembus ke ishiro.  Setelah berputar-putar, saya kebingungan dan memutuskan untuk menelpon Dimar. Untungnya Dimar mau keluar kos-kosan dan bertemu saya di tempat yang strategis yaitu lapangan basket di belakang hotel ishiro. Lagi-lagi, atas dasar rasa soktahu saya, saya asal jalan tanpa menanyakan lebih lanjut. Untung di jalan ketemu mbak Lintang. Ternyata lapangan yang dimaksud sudah dekat. Akhirnya saya bisa mengembalikan buku yang seharusnya saya kembalikan dari kemarin ._.v Mungkin saya memang tipe manusia yang literally   menyesatkan mudah tersesat.

Lempar-lemparan

Suatu hari, seorang lelaki bernama Tama merasa ada yang salah dengan dirinya. Tama merasa hampa, entah karena apa. Sampai pada suatu malam, Tama bermimpi jiwanya diambil oleh sosok misterius. Tama menjadi khawatir dan konsultasi dengan dokter ahli penyakit jiwa. Tama     : Dok, saya mau konsultasi Ahli jiwa: Yak, silakan.. Apa keluhan saudara? Tama     : Saya rasa jiwa saya hilang, dok. Ahli jiwa: Apakah saudara sering mendengar suara-suara aneh di kepala saudara? Tama     : Tidak, dok. Ahli Jiwa: Apakah saudara sering merasa bahwa saudara adalah sesuatu yang lain? Binatang, misalnya? Tama    : Tidak, dok.. tidak.. saya hanya merasa hampa. Saya rasa saya kehilangan jiwa saya. Saya bingung  harus bagaimana. Ahli Jiwa : Begini ya, saudara Tama... Saya adalah dokter ahli penyakit jiwa. Saya mengurusi jiwa yang sakit. Kalau saudara saja bahkan tidak punya jiwa, jangan temui saya. Kalau memang jiwa saudara hilang, silakan hubungi yang berwenang mengurusi per

Ragi

Kiki adalah seorang murid  di sekolah pembuat roti milik Ibu Becky. Kiki  adalah anak yang rajin dan selalu datang tepat waktu untuk belajar membuat roti meski sering disibukkan dengan pekerjaannya membereskan rumah mungilnya yang sederhana. Suatu hari, Kiki jatuh sakit. Mungkin karena kelelahan. Kepalanya pusing dan telinganya berdenging. Kiki tidak bisa pergi ke sekolah pembuat roti sampai seminggu lamanya. Padahal sebentar lagi akan diadakan ujian membuat roti dan tidak ada ujian susulan. *** Waktu untuk ujian membuat roti telah tiba. Kiki merasa sudah lebih baik, meski mungkin perasaan itu hanya kumpulan rasa takutnya yang menjadi motivasi untuk masuk sekolah lagi dan ujian membuat roti. Karena sudah lama tidak bangun pagi, Kiki kesiangan sehingga ia berangkat dengan terburu-buru, bahkan sampai lupa memakai kacamatanya. Padahal Kiki tidak bisa melihat jelas tanpa kacamata. Untung Kiki menemukan kacamata lamanya di sekolah. Sayang kondisi kacamata tersebut tidak bagus kar

Camouflage

Kamu tahu kenapa ada sebuah kata yang bernama kamuflase?  Kalau tidak, kali ini aku akan memberitahumu. Kamuflase ada karena kamu... iya, k-a-m-u... kamuflase.. Kamu tahu kenapa ada kata flase setelah k-a-m-u? Coba kamu uraikan kata flase... f-l-a-s-e... f-a-l-s-e.. kamuflase, kamufalse? False.. salah, palsu.. itu artinya kamuflase memang bertujuan untuk membuatmu menjadi salah, Salah mengartikan keadaan.. salah mengartikan perasaan.. Untuk itulah.. sekarang aku tengah berkamuflase, Berdiam di dekatmu, tak berkutik Membuatmu tidak sadar akan keberadaanku, meski sebenarnya aku ada di sisimu Dekat.. begitu dekat.. sangat dekat.. sangat-sangat dekat.. Sampai akhirnya aku bisa menerkamu dalam kesunyian Dan mencabik tubuhmu yang mengigil gemetaran

Duh, mas...

Suatu malam di ruang make up terjadilah dialog antara dua individu. Dua , karena kalau cuma satu namanya monolog... "Duh, mas.. hidupku hampa tanpamu, mas..." "Duh, dik.. seberapa pentingnya diriku bagimu?" "Kamu membuat hidupku lengkap, mas. Kamu membuat punyaku makin panjang." "Bukannya punyamu memang sudah panjang ya, dik?" "Iyasih, mas.. Tapi dengan belaianmu, punyaku bukan cuma makin panjang, tapi makin kelihatan. Bentuknya jadi beda dari kalau nggak ada kamu, mas.." "Tapikan kalau cara membelainya salah, punyamu jadi keliatan kaku kan, dik. Jadi nggak kelihatan asli. Apalagi kalau keseringan dibelai, dik..." "Duh, mas.. tapi kalo bener kan jadinya bagus..." "Terserah padamu lah dik, karena tanpamu entah apa aku akan ada gunanya di dunia ini.. Memang cuma kamu yang pantas aku buat jadi lebih panjang dan lentik." "Makasih banyak loh ya mas.... maskara... "

Badak

Di sebuah hutan rimba rimbun berembun, hiduplah sekawanan badak. Ada badak bercula satu dan ada badak bercula tiga. Meskipun memiliki jumlah cula yang berbeda, mereka tetap hidup aman, nyaman, tenteram, damai, dan bahagia. Mereka hidup berdampingan dan saling membantu karena selain mengenai jumlah cula,  secara fisik mereka memang serupa. Mata, bibir, telinga, serta  kaki mereka  letaknya sama. Jumlahnya juga sama. Suatu hari, sekumpulan badak jantan muda sedang mengobrol di burjonan. Mereka terdiri dari badak bercula satu dan badak bercula tiga. Seperti badak-badak muda pada umumnya, mereka membicarakan mengenai badak betina karena beberapa dari para badak jantan muda tersebut belum punya pasangan. Padahal beberapa tahun lagi mereka akan memasuki usia perkawinan. Badak jantan muda yang sudah punya pasangan kemudian   memutuskan memperkenalkan badak-badak betina muda teman pasangan mereka.  Singkat cerita, sekumpulan badak jantan muda dipertemukan dengan sekumpulan badak betin

Tanduk dan Cula

Suatu siang yang cerah, Joni pergi berjalan-jalan ke kebun binatang bersama ayahnya. Mereka berjalan berkeliling, melihat-lihat bermacam-macam koleksi binatang yang ada. Ketika melintasi kandang kijang, Joni bertanya,"Yah, itu yang ada diatas kepala kijang apa namanya, yah?" Sang ayah menjawab,"Itu namanya tanduk, Joni." Kemudian mereka kembali berjalan dan melewati kandang badak. " Yah, lihat! Badak juga punya tanduk!" kata Joni "Kalau yang ada di badak, namanya cula." kata sang ayah "Bedanya apa, yah?" tanya Joni "Kalau tanduk biasanya ada dua, di kepala, sedangkan kalau cula cuman satu dan ada di dekat hidung." jawab ayahnya "Lalu, kenapa unicorn disebut kuda bertanduk? Padahal kan cuman ada satu tanduknya?" Joni bertanya lagi "Kamu tahu darimana, Joni?" tanya ayah "Google translate. Coba deh lihat... " kata Joni sambil menunjukkan terjemahan dari unicorn "Ayah s

Bekas Luka

Hari sudah petang ketika manusia-manusia nokturnal mulai keluar, menjalani rutinitas manusia normal dengan waktu yang berkebalikan. Mereka bukan vampir ataupun drakula. Mereka hanya terlanjur terjebak dalam rutinitas yang sama; tidur terlalu larut atau bahkan terlalu pagi sehingga menjadi terlalu lelah untuk bangun dan memilih untuk melanjutkan tidur hingga senja lewat. Lagipula memang pekerjaan mereka banyak dilakukan di malam hari dan otak mereka terlanjur terprogram untuk digunakan secara maksimal tanpa sinar matahari.  Sebenarnya, malam bukan hanya milik manusia nokturnal. Beberapa manusia dengan waktu tidur normal juga sering meluangkan waktu ketika malam menjelang, bahkan hingga pagi datang, atas nama rasa bosan akan rutinitas atau karena kebetulan ada urusan. Alerta misalnya, sengaja keluar malam ini, memenuhi janji dengan seorang yang kebetulan hanya bisa ditemui pada waktu malam, Burhan, atau biasa dipanggil Hans, sepupu Alerta sekaligus tempat paling tepat baginya untuk me

Kucing liar

Kucing-kucing itu berkeliaran, maka  mereka disebut liar. Atau karena tingkah mereka memang liar, maka mereka dikatakan berke-liar-an? Entahlah. Yang aku tahu, mereka bisa dijinakkan. Aku mempunyai seekor kucing hitam dengan mata kuning keemasan. Sebelah bola matanya terlihat retak, seperti kelereng kaca yang terbentur kelereng lainnya sehingga menimbulkan retakan celah superkecil,  tidak dalam. Panggil saja si kucing hitam ini kitty. Iya, kitty yang dilafalkan seperti  panggilan kesayangan boo untuk Sullivan, monster biru bertanduk dalam monster Inc, salahsatu film animasi yang mampu membocorkan kelenjar air mataku untuk sesaat.  Entah sudah berapa lama aku memelihara kitty sampai saat ini. Seingatku, dulu ibuku pernah memberi makan kucing hamil. Sepertinya kitty  adalah anak si kucing hamil  dan diberikan pada kami sebagai ungkapan terimakasih. Mungkin. Tadinya kitty tidak sendiri, tapi bersama saudaranya yang mendahuluinya pergi melepas nyawa .  Kitty bukan kucing liar

Kelayapan (agak) bahagia

Hari ini, hari kamis, hari libur. Bukan hal yang istimewa bagi saya karena memang semester ini saya hanya kuliah dari hari senin sampai rabu. Yang menjadikan hari kamis ini berbeda adalah ibu saya juga libur, jadilah kami merencanakan untuk kelayapan, jalan-jalan, belanja, yah.. hal-hal membahagiakan bagi perempuan kebanyakan. Biasanya kami jalan-jalan berdua , tapi karena kebetulan orang rumah semuanya libur, semua manusia  penghuni rumah akhirnya ikut serta. Jadilah, dua perempuan dan dua laki-laki pergi berbelanja. Mungkin lebih tepatnya hanya saya dan ibu yang berbelanja. Sayangnya kelayapan kali ini tidak semenyenangkan biasanya karena tidak bisa berlama-lama. 

Salahkan saja suhunya

Perasaan bersalah kalau bangun siang sebanding dengan suhu udara di sekitar. Makin kecil suhunya, makin kecil pula perasaan bersalah yang muncul. Setidaknya hal inilah yang akhir-akhir ini saya rasakan, semenjak Jogja semakin rajin hujan dan bahkan beberapa kawasan menjadi berkabut ketika malam menjelang. Pagi tadi, bahkan sejak kemarin, saya merasa bangun pagi menjadi perkara tersendiri bagi saya. Suhu udara yang lebih dingin dari biasanya membuat saya makin erat terjerat dengan selimut saya. Padahal dulu ketika SMA saya lumayan terbiasa bangun pagi, bahkan jauh lebih pagi dibandingkan kuliah jam pertama yang paling pagi. Yah... Salahkan saja suhunya. Kambing hitamkan sajalah cuacanya~

Rahasia semu dalam kabut

Seharian ini aku tidak melihat Arina, teman kuliahku yang juga tinggal serumah denganku. Catatan kuliahku dia pinjam, padahal aku sedang butuh untuk mengerjakan tugasku secepatnya. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan mengambilnya sendiri.  Mataku menelusur tumpukan buku di meja kamar Arina, berharap bisa menemukan buku catatan warna biru muda milikku. Tanpa butuh waktu lama aku menemukannya, tertindih buku lain dengan warna magenta. Sepertinya semacam buku cerita karena terlihat ada gambar tokoh dongeng di dalamnya. Dua orang wanita dengan wajah serupa, bahkan sama persis saling berhadapan dengan sebuah kotak kaca berisi permata di dalamnya. Aku tertarik untuk membaca isinya yang ternyata mirip buku harian dengan tanggal yang tertulis pada sudut kanan atas tiap-tiap halamannya. Mirip, meski aku yakin ini bukan buku harian karena isinya terlalu konyol untuk dianggap sebagai realita.  Ada sebuah kisah mengenai kotak kaca penyimpan rahasia.  Konon kotak tersebut hanya

Pepe

Sore tadi, demi mengerjakan tugas, saya pergi ke kantor pos pusat di kawasan malioboro bersama wiwin, revul, dan azan. Niat awal kami memang untuk melengkapi tugas, tapi sayang customer service nya tutup jam tiga sore, dan kami baru tiba sekitar jam empat. Karena memang tidak mau rugi sudah sampai di sekitaran malioboro, kami memutuskan untuk jalan-jalan. Pada mulanya kami bingung mau kemana, tapi kemudian kami memutuskan untuk pergi ke mirota batik.  Di perjalanan, tepatnya di daerah sekitar benteng vredeburg, kami menemukan banyak pedagang yang menggelar lapaknya di trotoar. Kebanyakan merupakan ibu-ibu penjual sate limaribuan. Beberapa saat kemudian ada orang yang berkata bahwa ada satpol pp. Beberapa pedagang buru-buru membereskan dagangannya. Saya mencari petugas yang dimaksud, namun saya tidak bisa menemukannya. Jadilah kami melanjutkan perjalanan ke mirota. Sepulang dari mirota batik, kami kembali melewati jalan yang sama dan mampir untuk membeli wedang ronde. Kali ini lagi

Cerita sedang

Aku sedang menuliskan sebuah cerita. Sebut saja cerita sedang. Cerita ini bukan mengenai sesuatu yang sedang aku lakukan, karena seperti yang aku bilang sebelumnya, aku sedang menulis cerita. Oke, mungkin memang tulisanku terdengar seakan aku menceritakan bahwa aku sedang menuliskan sebuah cerita tentang seseorang yang tengah menulis sebuah cerita dan seterusnya. Tapi, aku memang menuliskan cerita sedang. Cerita yang terlalu panjang untuk diceritakan dalam waktu singkat, namun terlalu pendek untuk disebut cerita panjang. Tentu bukan cerita dalam tulisan ini yang aku maksudkan. 

Permen

Sore tadi, sepulang kelayapan , saya menemukan beberapa bungkus permen di kantong celana panjang yang saya kenakan. Saya sedikit menyesal mereka masih berada disana karena memang saya baru memindahkan mereka dari sebuah toples kaca ke kantong saya tadi pagi. Seharusnya permen tadi saya bagikan kepada teman-teman saya, tapi saya lupa ._. Permen dan berbagi mengingatkan saya pada cerita lama. Cerita sederhana yang mungkin terdengar biasa, tapi punya makna bagi saya. Waktu itu saya baru pulang sekolah dalam keadaan lelah dan cuaca sedang mendung. Entah apa yang tepatnya ada di pikiran saya, tapi yang jelas saya tidak sedang merasa senang atau bahagia. Dalam perjalanan pulang ini, saya sempat mampir ke sebuah swalayan. Saya membeli beberapa barang dan jajanan berupa permen yupi varian baru dalam kemasan dan beberapa permen chupa chups . Kemudian saya menggantungkan belanjaan saya tersebut di canthelan motor dan melanjutkan perjalanan pulang.  Di persimpangan jalan, lampu men