Skip to main content

Tersesat


 Sore tadi,  saya berniat mengembalikan buku ke teman saya, Dimar. Kebetulan teman saya baru saja sampai di kosan dan saya memutuskan untuk menyusul ke kosannya. Dimar bilang, kosnya dekat hotel ishiro, jadi tanpa pikir panjang saya menelusuri gang-gang di jakal yang nantinya nembus ke ishiro.  Setelah berputar-putar, saya kebingungan dan memutuskan untuk menelpon Dimar. Untungnya Dimar mau keluar kos-kosan dan bertemu saya di tempat yang strategis yaitu lapangan basket di belakang hotel ishiro. Lagi-lagi, atas dasar rasa soktahu saya, saya asal jalan tanpa menanyakan lebih lanjut. Untung di jalan ketemu mbak Lintang. Ternyata lapangan yang dimaksud sudah dekat. Akhirnya saya bisa mengembalikan buku yang seharusnya saya kembalikan dari kemarin ._.v

Mungkin saya memang tipe manusia yang literally  menyesatkan mudah tersesat.


Comments

Popular posts from this blog

Peninggalan-Peninggalan Menyebalkan Pernah Saya Temui Di Jamban

Photo by  Gabor Monori  on  Unsplash Semenjak masih bocah, kita semua tentu sepaham bahwa kebutuhan pokok sebagai manusia terdiri dari tiga hal: sandang, papan, serta pangan. Namun demikian, ada satu hal yang tak kalah esensial untuk dikategorikan sebagai kebutuhan, yakni: buang hajat! Agar lebih enak diucapkan, saya lebih memilih untuk merangkum kebutuhan pokok plus-plus ini sebagai : sandang, papan, pangan, dan jamban. Biar apa? Biar enak dibaca saja, begitu. Sebetulnya, dalam istilah biologi, pengeluaran atau pembuangan ampas hasil metabolisme tubuh lebih sesuai apabila disebut ekskresi. Ekskresi sendiri bukan melulu merujuk pada buang air besar atau buang air kecil saja, melainkan juga pembuangan zat-zat seperti karbon dioksida, urea, racun, dan sebagainya. Zat-zat ini memang dapat ditemui pada feses maupun urin yang senantiasa kita keluarkan dengan penuh kelegaan itu. Baik feses (alias tokai) maupun urin (alias pipis) tentu perlu dikeluarkan di tempat y...

Pertemuan dan Perjumpaan

Entah kenapa aku merasakan perbedaan antara pertemuan dan perjumpaan.  Rasaku bilang: pertemuan menyiratkan sebuah perjanjian, kesepakatan. Pertemuan sarat akan unsur kesengajaan. Bentuk-bentuk intimasi serta kepentingan turut terlibat, erat dan mengikat. Rasaku berucap: perjumpaan merupakan pertemuan yang tak direncanakan. Perjumpaan lebih mengatasnamakan takdir, ketidak sengajaan,  Tolong, jangan mintan penjelasan kenapa rasaku tak bisa menyamakan antara pertemuan dan perjumpaan. Aku bukan anak linguistik, atau manusia yang sehari-hari bergelut dengan ketatabahasaan. Rasaku memiliki logika dan nalarnya sendiri.  Jangan pula tanyakan tentang perpisahan, karena kali ini aku sekadar ingin membahas perjumpaan dan pertemuan. Jalan Kaliurang, 21 Maret 2016 Mengutuki hujan yang menderas di luaran. * edited soon, perhaps.

#ReformasiDikorupsi, #GejayanMemanggil, dan Sebagian Postingan yang Tidak Relevan

Gejayan Memanggil 2