Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2013

Sesuatu yang tampak tidak berbahaya bisa saja melukaimu

"what doesn't kill you makes you stronger" Apa yang tidak membunuhmu membuatmu lebih kuat.. katanya sih gitu.  Kata siapa? Kata orang-orang..  Orang-orang yang mana?? Orang-orang yang bilang tentunya.. Kalau menurut saya sih,  what doesn't look harmful may makes you hurt... Sesuatu yang terlihat tidak berbahaya justru bisa saja melukaimu. Tersayat kertas misalnya?? atau terluka saat meremas kaleng minuman??  Begitu ada darah mengalir atau luka gores aja baru sadar, perih. Ngomong-ngomong soal perih, biasanya nyangkut-nyangkut ke per... Duh.. Jangan bawa-bawa perasaan lah..  Ah, sepertinya saya kebanyakan nonton beginian -_-

Nia dan Nia

Saya punya teman bernama Nia dan Nia. Iya, bukan cuma Nia, tapi ada dua Nia, meski yang namanya Nia (yang saya kenal tentunya) nggak cuman mereka berdua. Tapi karena kedua Nia ini seangkatan dengan saya, jadilah saya ceritakan sekalian.  Nia yang pertama saya kenal ketika SMA, dan Nia yang kedua baru bertemu ketika kuliah. Saya akan menceritakan Nia yang pertama terlebih dahulu. Nia yang saya kenal ketika SMA, tepatnya ketika kelas sepuluh. Panggilannya berasal dari kata Kurnia, Kurniasari Wijayapuspita (kalau tidak salah). Kebetulan kami sekelas waktu itu di kelas sepuluh f. Tidak banyak yang saya ingat tentang Nia kala itu karena memang kelas sepuluh terasa begitu singkat dan kemudian lewat seiring adanya penjurusan ipa, ips, dan bahasa. Nia memang sama-sama masuk ips, tapi kami tidak sekelas. Baru waktu kelas tiga kami dipertemukan kembali atas nama takdir, nasib, dan alasan akademis; biar unasnya gampang, pembagian kelas duabelas dibuat berdasarkan kelas awal waktu kelas sepulu

Adegan yang banyak ditemui di film/serial horror

Saya memang bukan tipe orang yang suka sengaja meluangkan waktu buat nonton film, tapi nonton film kalau ada waktu luang alias selo. Jadi ceritanya belum lama ini saya nonton sebuah film horror yaitu Women in Black yang diperankan oleh pemeran utama dalam film Harry Potter. Sosok hantu yang ada di dalam film ini -perempuan berpakaian kuno serba hitam- mengingatkan saya pada film lain yang pernah saya tonton di televisi yaitu Insidious. Kemudian saya sadar beberapa adegan dalam film horror yang pernah saya tonton ternyata memiliki adegan yang mirip alias banyak ditemui dalam film-film atau tontonan dengan genre tersebut.  Berikut beberapa adegan tersebut. 1. Knop pintu bergerak Knop pintu bergerak. Bukan cuman di film horror, sebenernya adegan semacam ini juga bisa ditemui dalam tontonan-tontonan dengan unsur kejar-kejaran atau petak umpet. Kalau di film horror biasanya dengan setting suasana remang-remang minim cahaya dan diiringi musik mencekam. Selain itu biasanya p

Daftar Putar

Ketika kamu tidak bisa menemukan lagu yang sesuai dengan suasana hatimu, cobalah streamingan... Di antara keseloan yang benar-benar selo hingga saking selo nya saya sempat-sempatnya khawatir apabila segala keseloan ini hanyalah keseloan semu, saya memutuskan untuk streamingan. Mendengarkan lagu-lagu dari berbagai jaman yang dirikues oleh siapa saja sehingga terciptalah daftar putar yang bisa jadi serba random. Mulai dari lagu-lagu yang sempat popular ketika saya masih sekolah dasar atau sekolah menengah pertama, sampai lagu-lagu yang memang akhir-akhir ini sering saya putar dengan alasan. Iya. Alasan, karena terkadang saya punya kriteria terselubung dalam daftar putar yang saya mainkan. Dan beberapa hari lalu saya mendapat pencerahan (atau mungkin peredupan? pemburaman? entah apa kebalikan dari pencerahan) untuk mengubah sederetan lagu yang sudah terlanjur lekat di telinga saya.  Saya sedang bereksperimen, apakah saya akan merindukan mereka (lagu-lagu daftar putar saya yang s

Alam-Semesta

Dulu ketika saya masih kecil, alam dan semesta bersahabat baik. Mereka selalu dipersatukan dalam satu rangkaian kata. Dimana ada alam, disitu pula ada semesta. Alam semesta.  Dimana ada semesta, alam juga ada di sebelahnya. Semesta alam. Setidaknya begitulah yang sering saya dengarkan dalam lagu-lagu rohani yang sering dilagukan ketika saya masih kanak-kanak, masih polos, belum kenal pisuhan dan belum banyak berbuat dosa.  mengenal dosa.  Sekarang saya rasa hubungan alam dan semesta semakin renggang. Saya sering menemukan semesta berdiam sendirian tanpa alam di sisinya. Sementara alam... entah alam ada dimana. Alam makin jarang terlihat. Mungkin kalah populer dengan semesta yang kian mencuat. Terakhir saya dengar alam jadi penyanyi  dangdut. Mungkin sekarang malah sudah jadi dukun yang mengobati pasien dengan cara disembur. Mungkin memang saya yang baru sadar kalau alam dan semesta tidak sedekat yang saya pikirkan sebelumnya. Mungkin karena saya baru bisa membaca sadar kalau se