Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2013

Bi(ngung/mbang)

Jika masing-masing pendirian boleh memiliki seorang tuan, mungkin pendirian milik saya sedang kelayapan. Sejak hari resmi  dinyatakan berganti dan malam jumat telah lewat karena kehilangan kata malam, saya memang sudah dilanda kebingungan. Bimbang, bingung dalam menentukan pilihan. Bingung memilih mata kuliah misalnya. Sepertinya saya terlalu banyak   lama berpikir sebelum sempat mencontreng satu mata kuliah pilihan hingga waktu yang disediakan terlanjur expired . Rasa-rasanya hari ini pendirian saya sedang liburan, dan kebimbangan menggantikan tugas si pendirian untuk menemani saya. Entahlah, saya bingung kenapa saya bisa  seperti ini. Semoga pendirian saya segera pulang secepatnya, paling tidak sebelum periode revisi.

Roti menuju dewasa

Hari ini, atas nama keseloan , saya menemani sepupu saya nonton film. Seperti yang sudah-sudah, kami biasanya memilih untuk nonton di amplas, sekalian makan dan jalan-jalan. Dan lagi-lagi seperti yang sudah-sudah, setiap ke amplas kami selalu menyempatkan diri membeli roti  yang dikenal dengan roti b (sebut saja begitu)  . Setahu saya, kalau di Jogja  roti ini cuma ada di amplas, tepatnya lantai paling bawah, disamping toko obat . Memang ada sih roti yang jadi kloningan roti ini di malioboro mall, tapi rasanya tidak seenak roti b yang saya kenal. Saya lupa kapan tepatnya saya mengenal roti ini. Tapi, sesuai namanya, roti ini mengingatkan saya pada sesosok anak laki-laki  kecil lucu dengan pipi gembul yang menggemaskan dan gigit- able. Roti b memiliki aroma yang khas serta lapisan luar yang renyah beraroma kopi dengan rasa yang pas, setidaknya bagi saya. Rasa bagian dalamnya juga khas dan membuat satu gigitan atau bahkan satu biji roti b ini tidak cukup bagi saya, sesuai dengan tagli

Rahasia dalam kotak kaca

Suatu senja yang redup, terjadilah percakapan antara pencerita dengan pendengar setianya ... “Wahai kamu, pendengar setiaku. Dimanakah kamu menyimpan segala rahasia yang kuceritakan kepadamu?” tanya seorang pencerita kepada pendengar setianya “Aku menyimpannya dalam sebuah kotak kaca” jawab si pendengar “Tapi, bagaimana bisa? Apakah kamu yakin segalanya aman? Apakah kamu bisa aku percaya?” tanya si pencerita lagi “Tenang. Kotak kaca ini bukan kotak kaca biasa.” jawab pendengar sambil tersenyum “Ceritakan kepadaku lebih lanjut. Aku ingin tahu. Biarlah kali ini kita bertukar posisi. Kamu pencerita, dan aku pendengarnya” pinta si pencerita “Baiklah.  Semua rahasiamu tersimpan di kotak kaca penyimpan rahasia. Antipeluru dan sekuat baja, serta kedap suara. Rahasiamu pasti aman disana” jawab pendengar setia “Seperti apa bentuk rahasia yang tersimpan di dalamnya?” lagi-lagi pencerita bertanya “Bentuknya seperti kabut asap, dengan warna yang berbeda-beda, t

Kopi Susu

Pada suatu hari, saya mencampur kopi hitam dengan susu kental manis. Saya lupa takarannya. Entah kenapa, rasanya tawar. Atau lidah saya yang salah merasakan? Mungkin saya akan coba membuat kopi susu lagi kapan-kapan.

Sepi

Banyak yang terjadi hari ini. Ada pengumuman undangan, krs'an, dan lain-lain. Sebagai mantan maba, yang paling mengena di hati saya adalah krs-an. Kenapa? Karena kali ini krs-annya beda. Bukan sekedar menentukan mata kuliah, tapi juga penjurusan. Duh, jadi teringat penjurusan SMA ._.  Beberapa dari teman saya memilih diluar dugaan saya. Iya, dugaan yang muncul atas dasar rasa sok tahu saya. Mungkin saya belum terlalu mengenal mereka seperti yang saya kira sebelumnya. Waktu kuliah tadi juga rasanya ada yang  berbeda. Padahal sampai uas besok kami masih sekelas di semester dua ini. Sepertinya kelas di semester 3 (dst) nanti akan jadi lebih sepi sejak penjurusan ini.  Sepi, sampe ada kayak ginian lewat ._.

Anak baik-baik

Hari ini hari minggu. Diana pergi beribadah bersama kedua orangtuanya. Mereka hanya bertiga, karena kebetulan anak pertama dari suami ibunya Diana belum kembali dari pengembaraannya. Ya sudah, mau bagaimana lagi. Toh kesempatan semacam ini langka, sangat jarang terjadi.Jarang sekali. Kali ini Diana menjadi anak baik-baik. Duduk ditengah, diantara papa dan mamanya. Duduk manis, tenang tanpa banyak bicara. Tidak berceloteh mengenai kelakuan orang-orang di sekitarnya. Seperti sosok anak idaman, tidak tertarik untuk berlarian seakan tidak punya teman. Seakan hanya ada papa dan mamanya yang dia kenal. Tidak berisik ataupun mengkritik, hanya sesekali membalas bacaan serta doa yang memang butuh balasan. Patuh, tidak banyak mengeluh, meski dalam isi kepalanya mengembara , berkelana sampai jauh.Siapa peduli? Lagipula yang dilihat para manusia sekitarnya hanyalah raga. Raga yang duduk manis, diam, dan tidak berisik. Yah, sekali-sekali tak apalah. Toh Diana jarang bisa dan mau begini. Jarang

Lupa Bahagia

Bahagia itu sederhana. Sesederhana melihat senyum seorang bocah kecil tanpa dosa. Sesederhana menanti mentari terbenam dan melihat warna-warna senja yang diliputi jingga, magenta, dan sepercik biru muda. Sesederhana menikmati semangkuk indomie kuah dengan asap panasnya yang mengepul lengkap dengan telur, ketika dingin hujan tiba, memuaskan lapar di tanggal tua. Bagi mimi, bahagia memang sederhana, tapi tetap ada kadarnya. Lebih dari sekadar bahagia aja atau bahagia banget. Bahagia yang pertama adalah  karena melihat orang lain bahagia. Bahagia yang kedua berasal dari apa yang terlihat di sekitar.  Sedangkan bahagia ketiga  murni berasal dari diri kita sendiri atas suatu pencapaian yang telah atau kemungkinan akan diraih. Sampai saat ini, mimi masih bisa merasakan bahagia yang pertama dan kedua. Mimi bersyukur bisa ikut bahagia kalau teman mimi juga bahagia. Mimi bersyukur bisa bahagia menikmati senja serta mencecap manisnya kembang gula. Tapi untuk bahagia yang ketiga, seperti

Sayonara

Pagi ini pakaianku sudah rapi. Kemeja putih ditemani rok kotak-kotak dan sepatu putih, seragam hari ini. Dan untuk kesekian kali aku datang lagi ke bangunan itu. Bangunan yang selalu ku kunjungi selama tigakali tigaratus enampuluh lima hari, dikurangi libur tentunya. Bertemu manusia-manusia senasib yang selama kurun waktu yang kurang lebih sama menjalani rutinitas yang serupa. Mereka masih tampak sama dengan senyum yang melengkung di bibir mereka masing-masing. Ada sedikit kecemasan tersirat dalam pandangan mata mereka.  Kami dikumpulkan di aula, mendengarkan  hal-hal praktis dan petuah, selanjutnya menuju kelas masing-masing. Ruangan kelas yang terakhir kami tempati.  Amplop dibagikan. Wali kelas mengingatkan, apabila berhasil, tengoklah kiri-kanan, jangan langsung bersorak kegirangan.  "Lihatlah sekitar, apakah kalian berhasil bersama ataukah tidak." Hening meliputi kelas kami. Terdengar sorakan dari kelas sebelah. Kami membuka amplop masing-masing. Beberapa be

S(a)MA tapi beda

Kemarin atas nama keseloan saya berkunjung ka mantan SMA saya. Tentu saya tidak sendirian karena saya sudah janjian dengan kanca selo saya yang kebetulan dulu satu SMA dan sekarang satu universitas. Dan seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya, ritual semacam ini selalu diawali dengan mengunjungi tempat yang paling melekat di hati kami, yaitu kantin sekolah yang kondisinya masih sama dengan waktu kami berkunjung terakhir kali. Bahkan letak lapak-lapak penjualnya masih sama sejak awal saya jadi anak SMA.Sabun cuci tangan yang ada di dekat wastafel masih cair sehingga cocok bila disebut sabun cair.Namun beberapa hal  dari SMA saya ini ada yang berubah seperti fungsi ruangan, lab ipa dipasangin keramik, perpus ditambahin ac , dll. Ada  ruangan yang kehilangan 'auranya' ketika saya masuk. Perpustakaan misalnya. Mungkin karena renovasi yang dilakukan membuat saya pangling  dengan ruangan tersebut. Lebih rapi, lebih leluasa, tapi terasa lebih sepi.  Sebenarnya selama saya masih S

Meme that describes me

Tahu meme kan? Kalau tidak, ini saya kasih beberapa contohnya: Berdasarkan ke -sok tahuan saya, meme adalah semacam gambar yang menunjukkan ekspresi terkait situasi tertentu. Meme biasanya diberi keterangan atau caption yang sesuai, berdasarkan pengalaman misalnya. Kadang meme juga bisa digunakan dalam bentuk komik. Contoh lainnya bisa lihat 9gag , memecenter , dll. Seperti yang tadi sudah saya bilang, caption yang melekat pada meme bisa berupa pengalaman atau sebut saja curhat. Dari sekian banyak meme yang dikenal dan tersebar di berbagai website, ada satu meme yang saya rasa paling cocok dengan diri saya. Meme di atas disebut Paranoid Parrot. Saya rasa meme ini menggambarkan keseharian saya karena saya sering merasa paranoid. Saya terkadang sering terjebak dalam ekspektasi  pemikiran yang terlalu jauh dan kata 'jangan-jangan' , meski biasanya dalam hal-hal sepele seperti:  Khawatir pintu rumah belum dikunci sehingga ingin mengecek kembali setelah

Kepiting Pasir Kecil

Alan adalah seekor kepiting pasir kecil. Seekor, karena begitu biasanya satuan hitung untuk binatang, meskipun saya tidak yakin alan memiliki ekor karena setahu saya ekor biasanya bisa meliuk-liuk seperti ekor kucing  atau bergoyang-goyang seperti pantat ekor itik. Lagipula kepiting memiliki cangkang, dan siapa tahu di dalam cangkang tersebut terdapat ekor.Atau mungkin salahsatu kaki kepiting sebenarnya adalah perkembangan dari ekor? Entahlah. Saya belum pernah membedah dan mencermati isi cangkang kepiting pasir kecil semacam alan dan malah membawa cerita ini semakin ngelantur tidak keruan. Baiklah, kita kembali ke cerita alan. Alan adalah seekor kepiting pasir kecil mungil. Tubuhnya sangat ringan sehingga seringkali tidak kuat menahan tiupan angin pantai. Warnanya menyerupai  pasir pantai dengan bintik-bintik kecil kecoklatan. Sepertinya supaya alan tetap aman dari pemangsa kepiting kecil. Tapi bukankah dengan begitu alan menjadi tidak mudah terlihat dan bisa saja terinjak pengu

Plainful

Suatu siang menjelang sore, teman saya bertanya, “Kamu kok keliatan nggak semangat, cik?” Dan saya bingung harus menjawab apa. Iya sepertinya. #sigh Pernah merasa kosong namun tidak tahu apa yang kurang dalam hidupmu? Pernah merasa hampa sekaligus penuh pada saat yang bersamaan seperti sekantong keripik kentang dalam kemasan yang isinya kebanyakan angin? Pernah nggasruk (tergores) aspal pake motor matic kemudian melanjutkan perjalanan seakan-akan tidak terjadi apa-apa? Bahkan tidak terasa deg-degan .  Kalau pernah, bisa kasih tahu saya apa penyebabnya? Pada awalnya saya rasa saya hanya terlalu jenuh dengan rutinitas saya sehingga segalanya terasa datar-datar saja. Padahal nggasruk aspal bukanlah salahsatu rutinitas. Begitu datar, tawar,   plain. Tapi terasa penuh, full, tidak perlu diisi. Plainfull. Entahlah, apa solusinya. Rasanya seperti kehilangan jiwa. Atau mungkin jiwa saya dibawa oleh Flying Dutchman ?? Padahal saya tidak merasa menjual jiwa saya pada siapapun atau a

Cerita Seorang Wanita dalam Pertandingan Khusus Wanita

Kali ini saya ingin menceritakan tentang  final kompetisi basket khusus perempuan malam minggu kemarin di gor Among Rogo.  Kebetulan dua tim yang maju ke final pada cabang olahraga basket sama-sama mewakili sekolah menengah atas atau SMA. Iya, saya tidak sedang mendukung fakultas, jurusan, maupun universitas saya. Saya juga tidak mendukung tim tingkat nasional karena saya memang bukan benar-benar  penggemar olahraga basket. Saya hanya datang atas nama keseloan dengan niat awal supporteran, mendukung mantan SMA saya, meski pada akhirnya saya lebih banyak menonton jalannya pertandingan daripada memberikan sorakan. Lagipula saya mendapatkan akses masuk secara cuma-cuma. Cerita ini bukan tentang  jalannya pertandingan berikut hiruk-pikuk dukungan yang diberikan kepada para pemain. Ini tentang seorang perempuan. Waktu itu pertandingan belum  lama berlangsung. Para supporter di tribun dekat saya masih ribut, riuh bersiap memberikan dukungan. Kebetulan tribun tempat saya duduk letaknya

Emoticon (:(

                Penggunaan emoticon saat berkirim pesan memang sudah merupakan hal biasa. Meski kadang apa yang tergambar dalam emoticon itu belum tentu maksud sebenarnya, sekedar pemanis. Namun kita masing-masing punya prediksi mengenai hubungan pesan dan emoticon yang mengikutinya. Begini misalnya:                Ilustrasi 1 Di pesan yang pertama, jelas perempuan tersebut merasa senang karena bisa hamil dan punya anak. Mungkin si perempuan adalah seorang istri yang telah lama mengidam-idamkan untuk punya momongan. Sementara pada pesan kedua, emoticon tersebut menggambarka bahwa si perempuan tidak menghendaki kehamilannya. Bisa jadi karena memang keluarganya sudah kelebihan anak atau si perempuan sudah terlalu tua untuk menjadi ibu dan mengasuh bayi. Selain itu, saya masih bingung apabila ada berita sedih dan seseorang mengirimkan pesan seperti ini: Ilustrasi 2      Saya bingung, apakah si pengirim pesan tersebut merasa bahagia,padahal tema

Cicak

Cicak-cicak di dinding Sudah seharusnya mereka di dinding Merayap pelan, tidak harus diam Berdecak sehingga mereka pantas disebut cicak Cicak-cicak di dinding Merayap dari dinding ke dinding Berpindah melalui celah pintu Hingga tanpa sadar seorang manusia khilaf dan membanting pintu Cicak-cicak, seharusnya kamu tetap di dinding tadi Seperti lagu yang sering kudengar dulu

Lima Makanan yang Membahagiakan

Akhir-akhir ini saya sedang jatuh cinta pada sebuah makanan, bahkan sampai terbawa mimpi. Dulu makanan ini identik dengan bentuk bulat dengan lubang di tengahnya. Tapi sekarang sudah  ada macam-macam variasi.  Iya, makanan yang saya maksud adalah donat, karena mengunyah donat membuat saya merasa bahagia. Kemudian saya menobatkan beberapa makanan lain yang memunculkan perasaan bahagia bagi yang memakannya.  Membahagiakan bukan karena zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya melainkan karena memang ada sensasi tertentu yang merangsang kita  untuk menuju kunyahan atau gigitan selanjutnya. Oke, inilah lima makanan yang membahagiakan versi saya. 1.        Donat Saya meletakkan donat pada posisi pertama karena memang makanan ini yang sempat menghantui mimpi-mimpi saya akhir-akhir ini. Donat yang banyak ditemui sekarang bukan lagi berbentuk bulat dengan satu lubang di tengahnya. Sekarang bentuk donat sudah semakin bervariasi, terlebih ditambahkan berbagai macam isian ditengahnya.

Manusia Baliho

Siang menjelang sore, aku memacu motorku perlahan untuk pulang. Pulang, menuju ke tempat yang tertera dalam kartu tanda pengenalku. Melewati sebuah perempatan lampu merah dekat kampus yang selalu padat kendaraan. Keramaian ini mungkin menjadi salahsatu alasan keberadaan banyak papan iklan di daerah tersebut. Papan iklan dengan ukuran yang sangat besar, sehingga apabila dijatuhkan  bisa saja menutupi sebagian besar jalan. Baliho, yang tidak lepas dari unsur manusia. Manusia baliho. Manusia baliho, begitu julukan yang kuberikan pada mereka. Salah bila kamu kira mereka adalah wajah-wajah tampan atau cantik yang mengisi baliho dan memikat orang-orang untuk membeli produk yang dijajakan. Mereka bukanlah pemilik wajah rupawan yang membuat manusia yang melintas menjadi terkesan. Mereka adalah manusia yang berasal entah dari mana, namun kemudian menempati sebuah ruang beralaskan tanah di balik baliho besar. Baliho yang cukup tinggi lebar untuk menghalangi teriknya matahari yang bersina

Suatu Senja

Senja beranjak, petang menjelang.  Di luar tampak gerimis yang sepertinya tidak berkesudahan. Namun tekadku untuk keluar rumah sudah bulat. Gerimis yang bisa saja mengganas menjadi hujan bukan alasan untuk tidak pergi sore ini. Kudengar adzan maghrib berkumandang. Kuputuskan untuk menunggunya berlalu, baru kemudian aku mengenakan jas hujanku,  menyalakan motorku baru kemudian meluncur ke jalanan.Kali ini aku punya tujuan, bukan sekedar keluyuran tanpa alasan. Aku ingin menonton pertunjukan musik yang kebetulan letaknya tidak sebegitu jauh dari tempat yang kupanggil rumah. Selain gratis, event besar macam ini memang sangat sayang untuk dilewatkan. Jalanan cukup sepi. Sepertinya para manusia lainnya tengah enggan berurusan dengan aspal yang basah dan lebih memilih kenyamanan di pernaungan mereka masing-masing. Aku masih mengendarai motorku tak terlalu merasa terburu. Aspal yang masih basah cukup licin terguyur hujan yang menggerims mencegah niatku untuk mempercepat laju motorku. Tida

Pada Suatu Hari

Pada Suatu hari saya lapar. Namun saya sadar isi dompet saya tidak memadai untuk memenuhi hasrat saya menyantap makanan dengan rasa sensasional. Kemudian saya memutuskan untuk menuju ke salahsatu angkringan yang saya tahu rasa makanannya cukup enak. Akantetapi ketika sudah dekat dengan angkringan tersebut, saya memutuskan untuk tidak jadi makan di angkringan karena saya melihat beberapa orang yang entah kenapa membuat saya merasa tidak (ny)aman. Dan saya memutuskan tidak jadi makan di tempat tersebut.  Tamat.

Sebut saja ...

Selamat malam (atau pagi, atau siang, atau petang) kamu dan kalian. Malam (atau pagi, atau siang, atau petang)  ini aku ingin menceritakan tentang seorang  teman.Teman yang sebenarnya sudah lama aku kenal, namun baru semakin kusadari kehadirannya ketika aku memasuki dunia perkuliahan.  Kehadirannya bisa membuatku termotivasi, meski terkadang temanku ini menyeretku, membawaku melesat cepat hingga lupa mendarat. Mungkin bukan terkadang, namun cenderung   sering. Hanya beberapa kali aku bisa mengontrol dia agar tidak terlalu jauh membawaku tersesat dalam dugaan laknat yang tanpa sekat. Sebut saja dia ekspektasi.