Skip to main content

Emoticon (:(



                Penggunaan emoticon saat berkirim pesan memang sudah merupakan hal biasa. Meski kadang apa yang tergambar dalam emoticon itu belum tentu maksud sebenarnya, sekedar pemanis. Namun kita masing-masing punya prediksi mengenai hubungan pesan dan emoticon yang mengikutinya. Begini misalnya:


              

Ilustrasi 1



Di pesan yang pertama, jelas perempuan tersebut merasa senang karena bisa hamil dan punya anak. Mungkin si perempuan adalah seorang istri yang telah lama mengidam-idamkan untuk punya momongan. Sementara pada pesan kedua, emoticon tersebut menggambarka bahwa si perempuan tidak menghendaki kehamilannya. Bisa jadi karena memang keluarganya sudah kelebihan anak atau si perempuan sudah terlalu tua untuk menjadi ibu dan mengasuh bayi.

Selain itu, saya masih bingung apabila ada berita sedih dan seseorang mengirimkan pesan seperti ini:

Ilustrasi 2

    



Saya bingung, apakah si pengirim pesan tersebut merasa bahagia,padahal temannya sedang merasa sedih? Tapi emoticon dalam pesannya menunjukkan rasa bahagia. Apakah si pengirim pesan mencoba untuk menghibur temannya? Tapi kalau ingin bersimpati, bukankah seharusnya ikut merasa sedih? Kemudian saya bingung dan kembali pada ilustrasi pertama ._.

Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan Tentang (Kedai) Kopi Yang Coba Saya Jawab Sendiri

Smile coffee and tea Beberapa juta tahun cahaya yang lalu, saya sempat menulis mengenai enam pertimbangan dalam memilih tempat untuk nongkrong . Belakangan saya sadar, sebagian besar tongkrongan saya adalah kedai kopi, atau paling tidak menyediakan kopi dalam daftar menunya. Saya sadar, belakangan kedai kopi di Jogja kian menjamur seperti tugas akhir yang saya biarkan menganggur ketika menulis postingan ini. Sebelumnya, saya ingin meluruskan bahwa saya bukanlah seorang coffee snob  , pendekar, atau apapun itu yang paham fafifu soal perkopian. Hamba sekadar mahasiswa yang butuh ruang yang nyaman untuk bersosialisasi maupun berindividualisasi. Sebagai seorang yang bukan ekstrovert dan nggak introvert-introvert amat, kedai kopi adalah tempat yang sesuai bagi saya untuk sekadar mojok dewean, menulis sesuatu, atau iseng baca webtoon dan yutuban.  Sejujurnya saya merasa postingan ini agak tolol. Kalau mau, bisa saja saya wawancara orang yang betul-betul paham soal kopi. Tapi, toh

Pertemuan dan Perjumpaan

Entah kenapa aku merasakan perbedaan antara pertemuan dan perjumpaan.  Rasaku bilang: pertemuan menyiratkan sebuah perjanjian, kesepakatan. Pertemuan sarat akan unsur kesengajaan. Bentuk-bentuk intimasi serta kepentingan turut terlibat, erat dan mengikat. Rasaku berucap: perjumpaan merupakan pertemuan yang tak direncanakan. Perjumpaan lebih mengatasnamakan takdir, ketidak sengajaan,  Tolong, jangan mintan penjelasan kenapa rasaku tak bisa menyamakan antara pertemuan dan perjumpaan. Aku bukan anak linguistik, atau manusia yang sehari-hari bergelut dengan ketatabahasaan. Rasaku memiliki logika dan nalarnya sendiri.  Jangan pula tanyakan tentang perpisahan, karena kali ini aku sekadar ingin membahas perjumpaan dan pertemuan. Jalan Kaliurang, 21 Maret 2016 Mengutuki hujan yang menderas di luaran. * edited soon, perhaps.

#ReformasiDikorupsi, #GejayanMemanggil, dan Sebagian Postingan yang Tidak Relevan

Gejayan Memanggil 2