Bahagia itu sederhana.
Sesederhana melihat senyum seorang bocah kecil tanpa dosa. Sesederhana menanti
mentari terbenam dan melihat warna-warna senja yang diliputi jingga, magenta,
dan sepercik biru muda. Sesederhana menikmati semangkuk indomie kuah dengan asap
panasnya yang mengepul lengkap dengan telur, ketika dingin hujan tiba, memuaskan
lapar di tanggal tua.
Bagi mimi, bahagia memang sederhana, tapi
tetap ada kadarnya. Lebih dari sekadar bahagia aja atau bahagia banget. Bahagia
yang pertama adalah karena melihat orang
lain bahagia. Bahagia yang kedua berasal dari apa yang terlihat di sekitar. Sedangkan bahagia ketiga murni berasal dari diri kita sendiri atas
suatu pencapaian yang telah atau kemungkinan akan diraih. Sampai saat ini, mimi
masih bisa merasakan bahagia yang pertama dan kedua. Mimi bersyukur bisa ikut
bahagia kalau teman mimi juga bahagia. Mimi bersyukur bisa bahagia menikmati
senja serta mencecap manisnya kembang gula. Tapi untuk bahagia yang ketiga,
sepertinya mimi sudah lupa rasanya. Mungkin karena sudah lama mimi tidak
melakukan suatu pencapaian yang patut
dibanggakan, atau bahkan mimi tidak melangkah menapaki jalan menuju pencapaian
tersebut. Mungkin mimi hanya kurang bersyukur.
Comments
Post a Comment