Jika masing-masing pendirian boleh memiliki seorang tuan, mungkin pendirian milik saya sedang kelayapan. Sejak hari resmi dinyatakan berganti dan malam jumat telah lewat karena kehilangan kata malam, saya memang sudah dilanda kebingungan. Bimbang, bingung dalam menentukan pilihan. Bingung memilih mata kuliah misalnya. Sepertinya saya terlalu banyak lama berpikir sebelum sempat mencontreng satu mata kuliah pilihan hingga waktu yang disediakan terlanjur expired. Rasa-rasanya hari ini pendirian saya sedang liburan, dan kebimbangan menggantikan tugas si pendirian untuk menemani saya. Entahlah, saya bingung kenapa saya bisa seperti ini. Semoga pendirian saya segera pulang secepatnya, paling tidak sebelum periode revisi.
Smile coffee and tea Beberapa juta tahun cahaya yang lalu, saya sempat menulis mengenai enam pertimbangan dalam memilih tempat untuk nongkrong . Belakangan saya sadar, sebagian besar tongkrongan saya adalah kedai kopi, atau paling tidak menyediakan kopi dalam daftar menunya. Saya sadar, belakangan kedai kopi di Jogja kian menjamur seperti tugas akhir yang saya biarkan menganggur ketika menulis postingan ini. Sebelumnya, saya ingin meluruskan bahwa saya bukanlah seorang coffee snob , pendekar, atau apapun itu yang paham fafifu soal perkopian. Hamba sekadar mahasiswa yang butuh ruang yang nyaman untuk bersosialisasi maupun berindividualisasi. Sebagai seorang yang bukan ekstrovert dan nggak introvert-introvert amat, kedai kopi adalah tempat yang sesuai bagi saya untuk sekadar mojok dewean, menulis sesuatu, atau iseng baca webtoon dan yutuban. Sejujurnya saya merasa postingan ini agak tolol. Kalau mau, bisa saja saya wawancara orang yang betul-betul paham soal kopi. ...
Comments
Post a Comment