Kiki adalah seorang murid di sekolah pembuat roti milik Ibu Becky. Kiki adalah anak yang rajin dan selalu datang tepat waktu untuk belajar membuat roti meski sering disibukkan dengan pekerjaannya membereskan rumah mungilnya yang sederhana.
Suatu hari, Kiki jatuh sakit. Mungkin karena kelelahan. Kepalanya pusing dan telinganya berdenging. Kiki tidak bisa pergi ke sekolah pembuat roti sampai seminggu lamanya. Padahal sebentar lagi akan diadakan ujian membuat roti dan tidak ada ujian susulan.
***
Waktu untuk ujian membuat roti telah tiba. Kiki merasa sudah lebih baik, meski mungkin perasaan itu hanya kumpulan rasa takutnya yang menjadi motivasi untuk masuk sekolah lagi dan ujian membuat roti. Karena sudah lama tidak bangun pagi, Kiki kesiangan sehingga ia berangkat dengan terburu-buru, bahkan sampai lupa memakai kacamatanya. Padahal Kiki tidak bisa melihat jelas tanpa kacamata. Untung Kiki menemukan kacamata lamanya di sekolah. Sayang kondisi kacamata tersebut tidak bagus karena sudah retak dan buram.
Dengan telinga yang masih berdenging dan kacamata buramnya, Kiki memberanikan diri untuk ikut ujian. Bu Becky yang baik hati memahami kondisi Kiki dan memberikan sedikit bantuan pada Kiki yang tengah mempersiapkan adonan roti.
"Kiki, sekarang tambahkan ragi agar rotinya bisa mengembang dengan baik." kata Bu Becky
"Baik, bu." jawab Kiki. Matanya menelusur mencari toples kecil bertuliskan ragi. R-a-g..... Nah, Kiki menemukan toples dengan tulisan yang dimaksud dan mencampurkannya dalam adonan roti.
"Sini, biar ibu bantu memanggangnya" kata Bu Becky yang baik hati. Adonan roti buatan Kiki tengah dipanggang dengan suhu yang pas. Tigapuluh menit kemudian, adonan dikeluarkan dari panggangan. Bu Becky heran dengan roti buatan Kiki karena samasekali tidak mengambang.
"Saya heran, kenapa roti kamu tidak mengembang?"
"Saya juga tidak tahu, bu." jawab Kiki. Keringat dinginnya mengucur.
"Apakah kamu yakin sudah menambahkan ragi?"
"Sudah,bu.. ini toplesnya." kata Kiki takut-takut sambil menyodorkan toples kecil yang dimaksud.
"Kamu salah menambahkan. Ini bukan ragi. Ini ragu."
Comments
Post a Comment