Kucing-kucing itu berkeliaran, maka mereka disebut liar. Atau karena tingkah mereka memang liar, maka mereka dikatakan berke-liar-an? Entahlah. Yang aku tahu, mereka bisa dijinakkan.
Aku mempunyai seekor kucing hitam dengan mata kuning keemasan. Sebelah bola matanya terlihat retak, seperti kelereng kaca yang terbentur kelereng lainnya sehingga menimbulkan retakan celah superkecil, tidak dalam. Panggil saja si kucing hitam ini kitty. Iya, kitty yang dilafalkan seperti panggilan kesayangan boo untuk Sullivan, monster biru bertanduk dalam monster Inc, salahsatu film animasi yang mampu membocorkan kelenjar air mataku untuk sesaat.
Entah sudah berapa lama aku memelihara kitty sampai saat ini. Seingatku, dulu ibuku pernah memberi makan kucing hamil. Sepertinya kitty adalah anak si kucing hamil dan diberikan pada kami sebagai ungkapan terimakasih. Mungkin. Tadinya kitty tidak sendiri, tapi bersama saudaranya yang mendahuluinya pergi melepas nyawa .
Kitty bukan kucing liar yang pertama aku pelihara. Sebelum-sebelumnya, aku pernah punya kucing juga. Kucing liar yang pada mulanya berkeliaran. Aku tidak ingat cerita masing-masing dari mereka karena jumlah mereka terlalu banyak dan mereka telah pergi semua. Hanya tinggal kitty saja yang sekarang ada.
Mungkin memelihara kucing itu sama seperti memelihara anak manusia. Suatu saat nanti mereka akan pergi meninggalkan kita. Kucing temuan, cepat atau lambat akan meninggalkan pemiliknya. Kawin, beranak pinak mengikuti naluri hewaninya. Kebanyakan kucing jantan yang begini karena aku beberapa kali memelihara kucing jantan. Kalau waktunya sudah tiba, datanglah seekor kucing betina, menggoda si kucing jantan dan menjauhkannya dari pemiliknya, atau mungkin lebih tepat disebut penemunya, karena mereka adalah kucing temuan. Beberapa waktu berselang, si kucing jantan lupa siapa yang selama ini merawatnya. Pergi, berkelana mengikuti naluri hewaninya hingga pada akhirnya tidak kembali ke rumah orang yang merawatnya.
Jika kamu pikir kucing jantan akan lebih membuatmu merasa ditinggalkan, aku akan menceritakan tentang kucing betina yang pernah kupunya. Kucing betina ini juga mengikuti naluri hewaninya untuk kawin, namun dia tidak pergi berkelana. Kucing betina ini bahkan sampai melahirkan anak-anaknya dirumahku. Lucu? memang. Sayang, si kucing tidak lama kemudian mati. Tubuhnya kurus kering menyusui anak-anaknya tanpa mengurus dirinya sendiri. Singkatnya, si kucing betina susah makan, padahal anak-anaknya butuh susu kucing untuk dapat tumbuh dengan baik. Entahlah, mungkin si kucing stres atau kelelahan karena memang anaknya kebanyakan. Yang aku ingat, waktu itu hujan dan si kucing menungguku pulang sekolah, hanya untuk melihatnya terkapar kemudian mati. Entahlah, mana yang lebih baik. Ditinggalkan karena keadaan, atau kematian.
Sekarang sepertinya kitty juga tengah digoda. Ada kucing lain dengan ukuran tubuh yang hampir sama, dengan warna oranye-putih beberapa hari ini sering mendatangi kitty dan mengajaknya pergi. Bahkan kucing oranye-putih ini tidak takut diusir dan malah masuk rumah sesekali. Aku tidak rela kitty pergi. Masalahnya adalah... kedua kucing ini berkelamin laki-laki.
Comments
Post a Comment