Hari ini, hari kamis, hari libur. Bukan hal yang istimewa bagi saya karena memang semester ini saya hanya kuliah dari hari senin sampai rabu. Yang menjadikan hari kamis ini berbeda adalah ibu saya juga libur, jadilah kami merencanakan untuk kelayapan, jalan-jalan, belanja, yah.. hal-hal membahagiakan bagi perempuan kebanyakan. Biasanya kami jalan-jalan berdua , tapi karena kebetulan orang rumah semuanya libur, semua manusia penghuni rumah akhirnya ikut serta. Jadilah, dua perempuan dan dua laki-laki pergi berbelanja. Mungkin lebih tepatnya hanya saya dan ibu yang berbelanja. Sayangnya kelayapan kali ini tidak semenyenangkan biasanya karena tidak bisa berlama-lama.
Entah kenapa aku merasakan perbedaan antara pertemuan dan perjumpaan. Rasaku bilang: pertemuan menyiratkan sebuah perjanjian, kesepakatan. Pertemuan sarat akan unsur kesengajaan. Bentuk-bentuk intimasi serta kepentingan turut terlibat, erat dan mengikat. Rasaku berucap: perjumpaan merupakan pertemuan yang tak direncanakan. Perjumpaan lebih mengatasnamakan takdir, ketidak sengajaan, Tolong, jangan mintan penjelasan kenapa rasaku tak bisa menyamakan antara pertemuan dan perjumpaan. Aku bukan anak linguistik, atau manusia yang sehari-hari bergelut dengan ketatabahasaan. Rasaku memiliki logika dan nalarnya sendiri. Jangan pula tanyakan tentang perpisahan, karena kali ini aku sekadar ingin membahas perjumpaan dan pertemuan. Jalan Kaliurang, 21 Maret 2016 Mengutuki hujan yang menderas di luaran. * edited soon, perhaps.
Comments
Post a Comment