Aku adalah si jangkrik api. Masih bertetangga dengan semut api. Kebetulan kami tinggal di suatu teritori yang dikenal sebagai negara api. Negara api yang membuat segala sesuatunya jadi berubah ketika melakukan penyerangan.
Sebagai bagian dari negara api, aku dan semut api juga ikut menyerang, meski cara penyerangan kami berbeda. Semut api menyerang dengan gigitannya yang panas dan buas.Mereka berbaris berjajar penuh semangat dan berapi-api sambil menggerogoti kepala seluruh makhluk bumi kemudian merembet dan merayap ke otak. Kepala jadi panas, otak panas. Suasana memanas, manusia makin ganas. Bahkan singapun kalah ganas dan hanya bisa terkulai lemas dengan wajah memelas.
Sebagai jangkrik api, aku sebenarnya tidak punya niat untuk menyerang manusia. Bahkan aku merasa berguna karena bisa menjadi sumber cahaya, meski untuk mengantongiku, manusia harus memberikan pengorbanan dengan tarif tertentu, tergantung berapa standar induk semangku. Warna-warni dan bentukanku yang pada dasarnya unyu membuat manusia-manusia itu tanpa ragu meraihku dan memasukkannya dalam saku, baik saku celana ataupun saku kemeja. Bila di saku celana, aku akan membuat mereka terbakar nafsu. Dan bila di kantong kemeja, aku akan menyulut hati manusia dalam cemburu.
Aku adalah jangkrik api. Aku berbeda dengan semut api. Aku memilih bekerja sendiri.
Aku adalah jangkrik api. Aku berbeda dengan semut api. Aku memilih bekerja sendiri.
Comments
Post a Comment