Skip to main content

Tanduk dan Cula

Suatu siang yang cerah, Joni pergi berjalan-jalan ke kebun binatang bersama ayahnya. Mereka berjalan berkeliling, melihat-lihat bermacam-macam koleksi binatang yang ada. Ketika melintasi kandang kijang, Joni bertanya,"Yah, itu yang ada diatas kepala kijang apa namanya, yah?"
Sang ayah menjawab,"Itu namanya tanduk, Joni."
Kemudian mereka kembali berjalan dan melewati kandang badak.

" Yah, lihat! Badak juga punya tanduk!" kata Joni

"Kalau yang ada di badak, namanya cula." kata sang ayah

"Bedanya apa, yah?" tanya Joni

"Kalau tanduk biasanya ada dua, di kepala, sedangkan kalau cula cuman satu dan ada di dekat hidung." jawab ayahnya

"Lalu, kenapa unicorn disebut kuda bertanduk? Padahal kan cuman ada satu tanduknya?" Joni bertanya lagi

"Kamu tahu darimana, Joni?" tanya ayah

"Google translate. Coba deh lihat... " kata Joni sambil menunjukkan terjemahan dari unicorn




"Ayah sendiri juga bingung, Joni... Coba buka kbbi" jawab sang ayah




"Jadi, tanduk itu cula yang tumbuh di kepala, sedangkan cula itu tanduk yang tumbuh di hidung? Kenapa namanya tidak cula saja atau tanduk saja?" Joni bingung.
Sang ayah tak kalah bingung. Kemudian mereka hanya merenung sepanjang jalan.



source:







Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan Tentang (Kedai) Kopi Yang Coba Saya Jawab Sendiri

Smile coffee and tea Beberapa juta tahun cahaya yang lalu, saya sempat menulis mengenai enam pertimbangan dalam memilih tempat untuk nongkrong . Belakangan saya sadar, sebagian besar tongkrongan saya adalah kedai kopi, atau paling tidak menyediakan kopi dalam daftar menunya. Saya sadar, belakangan kedai kopi di Jogja kian menjamur seperti tugas akhir yang saya biarkan menganggur ketika menulis postingan ini. Sebelumnya, saya ingin meluruskan bahwa saya bukanlah seorang coffee snob  , pendekar, atau apapun itu yang paham fafifu soal perkopian. Hamba sekadar mahasiswa yang butuh ruang yang nyaman untuk bersosialisasi maupun berindividualisasi. Sebagai seorang yang bukan ekstrovert dan nggak introvert-introvert amat, kedai kopi adalah tempat yang sesuai bagi saya untuk sekadar mojok dewean, menulis sesuatu, atau iseng baca webtoon dan yutuban.  Sejujurnya saya merasa postingan ini agak tolol. Kalau mau, bisa saja saya wawancara orang yang betul-betul paham soal kopi. ...

Pertemuan dan Perjumpaan

Entah kenapa aku merasakan perbedaan antara pertemuan dan perjumpaan.  Rasaku bilang: pertemuan menyiratkan sebuah perjanjian, kesepakatan. Pertemuan sarat akan unsur kesengajaan. Bentuk-bentuk intimasi serta kepentingan turut terlibat, erat dan mengikat. Rasaku berucap: perjumpaan merupakan pertemuan yang tak direncanakan. Perjumpaan lebih mengatasnamakan takdir, ketidak sengajaan,  Tolong, jangan mintan penjelasan kenapa rasaku tak bisa menyamakan antara pertemuan dan perjumpaan. Aku bukan anak linguistik, atau manusia yang sehari-hari bergelut dengan ketatabahasaan. Rasaku memiliki logika dan nalarnya sendiri.  Jangan pula tanyakan tentang perpisahan, karena kali ini aku sekadar ingin membahas perjumpaan dan pertemuan. Jalan Kaliurang, 21 Maret 2016 Mengutuki hujan yang menderas di luaran. * edited soon, perhaps.

Pepe

Sore tadi, demi mengerjakan tugas, saya pergi ke kantor pos pusat di kawasan malioboro bersama wiwin, revul, dan azan. Niat awal kami memang untuk melengkapi tugas, tapi sayang customer service nya tutup jam tiga sore, dan kami baru tiba sekitar jam empat. Karena memang tidak mau rugi sudah sampai di sekitaran malioboro, kami memutuskan untuk jalan-jalan. Pada mulanya kami bingung mau kemana, tapi kemudian kami memutuskan untuk pergi ke mirota batik.  Di perjalanan, tepatnya di daerah sekitar benteng vredeburg, kami menemukan banyak pedagang yang menggelar lapaknya di trotoar. Kebanyakan merupakan ibu-ibu penjual sate limaribuan. Beberapa saat kemudian ada orang yang berkata bahwa ada satpol pp. Beberapa pedagang buru-buru membereskan dagangannya. Saya mencari petugas yang dimaksud, namun saya tidak bisa menemukannya. Jadilah kami melanjutkan perjalanan ke mirota. Sepulang dari mirota batik, kami kembali melewati jalan yang sama dan mampir untuk membeli wedang ronde. Kali ini ...