Skip to main content

Goodbye, teenager

Selamat malam, khalayak ramai :). Masih ingat postingan ini? Nah, belum afdol rasanya kalau saya belum bikin sekuel dari postingan tadi. Telat banget sih, tapi karena ada teman saya yang hari ini  kemarin ulangtahun, saya posting sekarang ajadeh
Jadi begini, tepat satu bulan lebih 13 hari lalu, saya resmi melepaskan masa lajang  usia belasan saya. Maka, dengan demikian saya resmi menyandang status sebagai perempuan berkepala dua. Yang bikin saya bahagia, di hari lahir saya tersebut, saya sempat keluyuran bersama dua teman SMA saya.  Kebetulan, mereka juga lahir di bulan yang sama dengan saya. Berikut penampakannya. Harusnya sih bertiga, sama Indah. Tapi teman saya yang alay tersebut kebetulan sedang sakit waktu kami kumpul-kumpul begini.
Cupcakes~
Yang lilinnya nyala buat saya dan Anya,
yang warna hijau untuk lia,
yang lilinnya belum dinyalakan, buat teman maha alay yang berhalangan datang :p

@ rumah anya,
anya lahir tiga hari sebelum saya :)


Bunga dari lia,
pertama kali lho dapet bunga kayak gini :')


@marry anne's,
tempatnya bagus, sayang kurang cocok buat rumpi-rumpi curhat rame berisik :)
Gelatonya enak lho, tapi :p
Selain sempat merayakan dengan keluyuran, saya juga mendapat beberapa pemberian, (sebut saja kado atau hadiah). Berikut penampakannya.


Seperangkat alat tulis dari Anya, bunga dari *sepertinya* kartu dari Lia.
Bunganya masih aku simpen juga, nih :)

Dari teman-teman kuliah saya.
Mug dari budos, tempat minum dari Kepul,
dan scraft dari Azan :).


Semua bentuk pemberian ini, saya rasa mencerminkan bagaimana sosok saya di mata teman-teman saya. Sebagai contoh, teman kuliah saya ada memberikan saya peranti untuk minum-minum. mungkin, di mata mereka, saya memang suka minum-minum. Budos memberi saya mug karena tahu kalau saya suka minum kopi. Sementara kepul memberi tempat minum karena ingat saya pernah ocd dan sering minum air putih. Sedangkan, Azan memberi saya scraft karena memang saya sering pakai scraft ke kampus. Pemberian dari teman-teman SMA saya juga tidak lepas dari dua hal tentang saya : menulis dan kartu. Yuk, kapan ngumpul-ngasut lagi :)


*P.S. : Selamat Ulangtahun buat Luthfia Ayu Azanella. Maaf lho, ya, yang masih sembilan belas ._.v.
Traktir sale pisang, plisss~






Comments

Popular posts from this blog

Pertanyaan-pertanyaan Tentang (Kedai) Kopi Yang Coba Saya Jawab Sendiri

Smile coffee and tea Beberapa juta tahun cahaya yang lalu, saya sempat menulis mengenai enam pertimbangan dalam memilih tempat untuk nongkrong . Belakangan saya sadar, sebagian besar tongkrongan saya adalah kedai kopi, atau paling tidak menyediakan kopi dalam daftar menunya. Saya sadar, belakangan kedai kopi di Jogja kian menjamur seperti tugas akhir yang saya biarkan menganggur ketika menulis postingan ini. Sebelumnya, saya ingin meluruskan bahwa saya bukanlah seorang coffee snob  , pendekar, atau apapun itu yang paham fafifu soal perkopian. Hamba sekadar mahasiswa yang butuh ruang yang nyaman untuk bersosialisasi maupun berindividualisasi. Sebagai seorang yang bukan ekstrovert dan nggak introvert-introvert amat, kedai kopi adalah tempat yang sesuai bagi saya untuk sekadar mojok dewean, menulis sesuatu, atau iseng baca webtoon dan yutuban.  Sejujurnya saya merasa postingan ini agak tolol. Kalau mau, bisa saja saya wawancara orang yang betul-betul paham soal kopi. ...

Pertemuan dan Perjumpaan

Entah kenapa aku merasakan perbedaan antara pertemuan dan perjumpaan.  Rasaku bilang: pertemuan menyiratkan sebuah perjanjian, kesepakatan. Pertemuan sarat akan unsur kesengajaan. Bentuk-bentuk intimasi serta kepentingan turut terlibat, erat dan mengikat. Rasaku berucap: perjumpaan merupakan pertemuan yang tak direncanakan. Perjumpaan lebih mengatasnamakan takdir, ketidak sengajaan,  Tolong, jangan mintan penjelasan kenapa rasaku tak bisa menyamakan antara pertemuan dan perjumpaan. Aku bukan anak linguistik, atau manusia yang sehari-hari bergelut dengan ketatabahasaan. Rasaku memiliki logika dan nalarnya sendiri.  Jangan pula tanyakan tentang perpisahan, karena kali ini aku sekadar ingin membahas perjumpaan dan pertemuan. Jalan Kaliurang, 21 Maret 2016 Mengutuki hujan yang menderas di luaran. * edited soon, perhaps.

Pepe

Sore tadi, demi mengerjakan tugas, saya pergi ke kantor pos pusat di kawasan malioboro bersama wiwin, revul, dan azan. Niat awal kami memang untuk melengkapi tugas, tapi sayang customer service nya tutup jam tiga sore, dan kami baru tiba sekitar jam empat. Karena memang tidak mau rugi sudah sampai di sekitaran malioboro, kami memutuskan untuk jalan-jalan. Pada mulanya kami bingung mau kemana, tapi kemudian kami memutuskan untuk pergi ke mirota batik.  Di perjalanan, tepatnya di daerah sekitar benteng vredeburg, kami menemukan banyak pedagang yang menggelar lapaknya di trotoar. Kebanyakan merupakan ibu-ibu penjual sate limaribuan. Beberapa saat kemudian ada orang yang berkata bahwa ada satpol pp. Beberapa pedagang buru-buru membereskan dagangannya. Saya mencari petugas yang dimaksud, namun saya tidak bisa menemukannya. Jadilah kami melanjutkan perjalanan ke mirota. Sepulang dari mirota batik, kami kembali melewati jalan yang sama dan mampir untuk membeli wedang ronde. Kali ini ...