Selamat lewat tengah malam!
Entah sudah sekian abad saya tidak mengisi blog ini dengan tulisan-tulisan berfaedah ala saya. Berfaedah buat siapa? Buat diri saya sendiri, mungkin. Ehehehe. Intinya, saya sempat mutung dengan dunia tulis-menulisbukan edit-mengedit lho, yha. Saya lantas memutuskan untuk leren sejenak menulis di blog saya yang sudah mulai jamuran ini. Istilah kerennya hiatus , gitu. Hasrat ingin sambat-sambat puitis lantas saya alihkan ke sosial media. Bikin kepsyen multitafsir yang bikin bingung gitu.
Mumpung weekend, saya ingin sedikit berbagi mengenai kerandoman yang saya alami pada hari Minggu (13/11) lalu. Jadi, ceritanya, belakangan ini saya memang tengah dipaksa berdamai dengan jam malam. Padahal, otak saya cenderung nokturnal. Suka ngerasa kurang bisa produktif pada working our manusia-manusia normal kebanyakan. Tapi, namanya juga manusia bebal nokturnal. Sabtu malam saya pulang relatif kemalaman dan berakhir dengan obrolan panjang usai tiba di alamat yang tertera pada kartu tanda penduduk dalam dompet saya. Sudah pulang malam, diajak ngobrol macam-macam pula. Hngg... Alhasil saya baru masuk kamar menjelang tengah malam dengan kondisi capek karena diwajibkan menjadi pendengar. Padahal, paginya kudu banget ikutrutinitas wajib yang diwariskan ibadah.
Lewat tengah malam, tepatnya lewat pukul satu dini hari, hanya selisih 23 menit dari waktu ketika saya menuliskan angka 23 pertama dalam kalimat ini, saya menerima sebuah pesan via wassap dari salah seorang teman kuliyah yang entah sudah sekian dekade tidak saya temui. Teman kuliyah yang bernama Erny Kurniawati ini rupa-rupanya menawari saya untuk hadir dalam workshop yang memang sempat ingin saya ikuti. Kebetulan, teman saya yang juga adalah seorang mba-mba ahensi ini menjadi salah seorang pembicara dalam workshop yang bertempat di Lippo Mall tersebut. Sialnya, saya sudah keburu tidur dan baru membaca pesannya menjelang jam lima pagi. Edunn~~ Padahal ibadahnya jam 6 pagi. Saya yang jelas kepengen ikutan workshop itu tadi langsung membalas pesan Erny dengan membabibuta, namun tak kunjung direspon. Intinya, saya bisa datang asalkan acaranya tak sampai jam dua siang. Sebagai sosok oportunis yang tidak mau rugi, meski Erny belum merespon, saya membujuk orangtua saya untuk ngedrop saya di Lippo Mall usai sarapan sehabis ibadah. Kapan lagi bisa ikutan seminar begituan? Diajak langsung sama pembicaranya pula.
Singkat cerita, bujuk-rayu saya berhasil. Dengan dalih workshop tersebut gratis dan berfaedah bagi masa depan umat manusia macam saya, meluncurlah kami (saya, isterinya bapak, dan suaminya ibu) ke Lippo Mall yang ternyata masih belum buka. Hngg. Yasudah. Daripada saya kudu bolak-balik rumah bawa motor sendiri. Karena sebelum-sebelumnya keseringan hengot, saya kudu hemat, kan? Untungnya, saya juga sudah mempersiapkan bahan bacaan demi membunuh waktu. Ehe. Hehehe..
Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya saya bertemu dengan Erny. Saya baru tahu kalau untuk workshop sesi ini seharusnya para peserta membawa kamera. Hngg... Ya sudah, sih. Kamera kesayangan saya sedang diservis ini. Fyi, workshop ini sebenarnya dibagi menjadi beberapa sesi dan menghadirkan pembicara dari ranah yang berbeda tiap minggunya. Sebagai anak ahensi, Erny didaulat untuk mengisi materi mengenai foto produk. Untungnya, saya bertemu dengan Izki, teman sejurusan dan seangkatan yang rupanya memang sudah mengikuti workshop episode-episode sebelumnya. Jadi bisa gantian pakai kameranya,meski saya masih kagok mengoperasikan kamera mirrorless milik Izki. Namanya juga workshop. Idealnya memang ada praktik, gitu kan?
Dilansir dari ernykurnia.com, materi yang disampaikan Erny kurang lebih mengenai Fashion Blog dan Foto Produk untuk blog dan media sosial berdasar sudut pandang Social Media Strategist. Karena membahas mengenai fashion, para peserta lantas harus menjadi model dadakan secara bergantian. Hehehe. Kebetulan saya tiap ibadah memang pakai dress, sih. *macak embak-embak fashionista*.
Anyway, thanks Erny, buat kesempatannya ikutan workshop #LifeGoalsFashion ini~
Semoga kian berfaedah dan menginspirasi khalayak ramai :)
Entah sudah sekian abad saya tidak mengisi blog ini dengan tulisan-tulisan berfaedah ala saya. Berfaedah buat siapa? Buat diri saya sendiri, mungkin. Ehehehe. Intinya, saya sempat mutung dengan dunia tulis-menulis
Mumpung weekend, saya ingin sedikit berbagi mengenai kerandoman yang saya alami pada hari Minggu (13/11) lalu. Jadi, ceritanya, belakangan ini saya memang tengah dipaksa berdamai dengan jam malam. Padahal, otak saya cenderung nokturnal. Suka ngerasa kurang bisa produktif pada working our manusia-manusia normal kebanyakan. Tapi, namanya juga manusia bebal nokturnal. Sabtu malam saya pulang relatif kemalaman dan berakhir dengan obrolan panjang usai tiba di alamat yang tertera pada kartu tanda penduduk dalam dompet saya. Sudah pulang malam, diajak ngobrol macam-macam pula. Hngg... Alhasil saya baru masuk kamar menjelang tengah malam dengan kondisi capek karena diwajibkan menjadi pendengar. Padahal, paginya kudu banget ikut
Lewat tengah malam, tepatnya lewat pukul satu dini hari, hanya selisih 23 menit dari waktu ketika saya menuliskan angka 23 pertama dalam kalimat ini, saya menerima sebuah pesan via wassap dari salah seorang teman kuliyah yang entah sudah sekian dekade tidak saya temui. Teman kuliyah yang bernama Erny Kurniawati ini rupa-rupanya menawari saya untuk hadir dalam workshop yang memang sempat ingin saya ikuti. Kebetulan, teman saya yang juga adalah seorang mba-mba ahensi ini menjadi salah seorang pembicara dalam workshop yang bertempat di Lippo Mall tersebut. Sialnya, saya sudah keburu tidur dan baru membaca pesannya menjelang jam lima pagi. Edunn~~ Padahal ibadahnya jam 6 pagi. Saya yang jelas kepengen ikutan workshop itu tadi langsung membalas pesan Erny dengan membabibuta, namun tak kunjung direspon. Intinya, saya bisa datang asalkan acaranya tak sampai jam dua siang. Sebagai sosok oportunis yang tidak mau rugi, meski Erny belum merespon, saya membujuk orangtua saya untuk ngedrop saya di Lippo Mall usai sarapan sehabis ibadah. Kapan lagi bisa ikutan seminar begituan? Diajak langsung sama pembicaranya pula.
Singkat cerita, bujuk-rayu saya berhasil. Dengan dalih workshop tersebut gratis dan berfaedah bagi masa depan umat manusia macam saya, meluncurlah kami (saya, isterinya bapak, dan suaminya ibu) ke Lippo Mall yang ternyata masih belum buka. Hngg. Yasudah. Daripada saya kudu bolak-balik rumah bawa motor sendiri. Karena sebelum-sebelumnya keseringan hengot, saya kudu hemat, kan? Untungnya, saya juga sudah mempersiapkan bahan bacaan demi membunuh waktu. Ehe. Hehehe..
Setelah menunggu sekitar satu jam, akhirnya saya bertemu dengan Erny. Saya baru tahu kalau untuk workshop sesi ini seharusnya para peserta membawa kamera. Hngg... Ya sudah, sih. Kamera kesayangan saya sedang diservis ini. Fyi, workshop ini sebenarnya dibagi menjadi beberapa sesi dan menghadirkan pembicara dari ranah yang berbeda tiap minggunya. Sebagai anak ahensi, Erny didaulat untuk mengisi materi mengenai foto produk. Untungnya, saya bertemu dengan Izki, teman sejurusan dan seangkatan yang rupanya memang sudah mengikuti workshop episode-episode sebelumnya. Jadi bisa gantian pakai kameranya,meski saya masih kagok mengoperasikan kamera mirrorless milik Izki. Namanya juga workshop. Idealnya memang ada praktik, gitu kan?
Dilansir dari ernykurnia.com, materi yang disampaikan Erny kurang lebih mengenai Fashion Blog dan Foto Produk untuk blog dan media sosial berdasar sudut pandang Social Media Strategist. Karena membahas mengenai fashion, para peserta lantas harus menjadi model dadakan secara bergantian. Hehehe. Kebetulan saya tiap ibadah memang pakai dress, sih. *macak embak-embak fashionista*.
Anyway, thanks Erny, buat kesempatannya ikutan workshop #LifeGoalsFashion ini~
Semoga kian berfaedah dan menginspirasi khalayak ramai :)
Comments
Post a Comment