"Mbaknya suka kopi, ya?" seorang barista gondrong menyadarkan lamunan Alerta sembari meletakkan cangkir mungil di mejanya.
"Iya, mas. Makanya ke kofisyop. Hehe..." jawab Alerta sekenanya. Kofisyop langganan Alerta tengah sepi siang ini.
"Selalu pesan espresso, mbak?"
"Ah... enggak juga. Kadang-kadang single origin."
"Nggak pake gula?"
"Enggak, mas. Lumayan kan, hemat koffisyopnya," ujar Alerta sembari menenggak secangkir espresso di hadapannya hingga tandas.
"Kalau lagi di rumah, suka minum kopi juga?"
"Kadang-kadang, mas. Bapak saya nggak suka kalau anaknya keseringan ngopi. Nggak sehat, katanya."
"Minum kopi sobek, berarti?"
"Jelas enggak, mas. Saya nggak minum yang begituan... Hehe.." Alerta meringis, memamerkan sederet gigi yang akrab terpapar nikotin dan kafein.
"Wahh... Kok sangar? Nggak pakai gula, nggak minum kopi instan," si barista gondrong manggut-manggut.
"Lho, siapa bilang saya nggak minum kopi instan?"
"Lha, tadi katanya nggak minum kopi sobek?"
"Iya, mas. Soalnya kemasannya digunting, jadi bukan kopi sobek namanya..."
Si barista sesaat diam.
"Habis... Mbak-mbak yang jualan minuman di dekat kampus saya nggak jualan single origin... Tapi, jangan khawatir, mas. Mbaknya juga selalu sedia gunting, kok," imbuh Alerta.
"Oh...Ya sudah, mbak. Saya lanjut kerja lagi," pamit si barista sembari tersenyum canggung.
Comments
Post a Comment