"Kok bunga dandelionnya nggak bisa aku tiup?"
"Kamu asal petik, sih. Coba kamu amati dulu."
"Mereka seharusnya sudah cukup umur,ya. Lha wong bulu-bulunya sudah tumbuh penuh, membulat gitu."
"Coba, bentuk bulunya dicermati."
"Kalau diamati, jadi bisa terbang sendiri?"
"Ngamatin itu pake mata, bukan pake mulut..."
"Rasah kakehan fafifu, mbokan (tidak perlu kebanyakan basa-basi, lah). Langsung ngomong apa susahnya, sih?"
"Kalau nggak mau mengamati, googling aja. Paling nggak bakal ketemu."
"Hmm... Nganu, bulunya nggak mekar. Agak basah, padahal ora udan (tidak hujan)..."
"Sekarang kita lagi di mana?"
"Kamu amnesia apa mau nge-vlog?"
"Lah, kok malah nge-vlog? Aku takon tenan, iki... (aku benar-benar bertanya, ini)"
"Di pantai Ngobaran, boskuhh~"
"Namanya juga di pantai, pasti anginnya kenceng , kan?"
"Justru itu, harusnya dandelion ini langsung terbang kalau kesenggol, kan?"
"Begini, ya dhek. Angin itu tidak bisa egois. Ia membawa apapun yang bisa dibawa, termasuk partikel-partikel air laut yang asin itu. Kamu nggak ngerasa mukamu lengket atau rambutmu lepek?"
"Kali ini enggak. Bukankah masing-masing pantai salinitasnya bisa berbeda?"
"Tapi... bulu-bulu dandelion tadi sepertinya tidak sependapat denganmu."
Comments
Post a Comment