"La, kamu diet? Kok lama nggak beredar di linimasa?" tanya Alerta menyambut Ela yang baru saja menuju ke meja sebuah kofisyop. Cangkir mungil di tangan kiri Alerta meyisakan noda-noda bekas espresso yang sudah ditenggak lima menit lalu.
"Bukannya udah lama? Aku kurusan banget, apa? Kita jarang ketemu, sih..." cerocos Ela.
"Maksudku.. kamu nggak pernah update lagi di medsos? Diet medsos, gitu?"
"Ehehehe... Iya, Ta. Lagipula, kalau ada perlu, tinggal personal chat bisa, kan?"
"Bukannya kamu dulu sering banget online? Main game online juga, bahkan. Kenapa sekarang sudah jarang? Padahal, dulu kamu bisa dapat tambahan uang jajan dari main game?"
"Hmm... Simple sih, sebetulnya. Aku rasa, dunia offlineku sekarang jauh lebih menarik. Lagipula, bukankan postingan-postingan di media sosial cuma segelintir dari realitas? Selected reality, kalau aku bilang. Aku lelah memilih."
"Memilih apa? Postingan? Tinggal pilah-pilih moment-moment bahagia aja, kan?"
"Justru ketika sibuk memposting, kadangkala kita justru luma menghidupi moment yang tengah kita alami. Living the moment."
"Kamu nggak kena FOMO? Fear Of Missing Out? Aktif di media sosial kan bisa jadi bahan obrolan?"
"Nope... Justru obrolan kita jadi lebih eksklusif tanpa medsos. Nggak sibuk masing-masing. Nggak cuman basa-basi busuk.."
Comments
Post a Comment