Sabtu petang yang gerah, sepasang kekasih tengah terlibat percakapan di sebuah rumah kontrakan.
"Sayang..."
"Iya?"
"Kamu sudah memikirkan nama anak kita nanti?"
"Tentu sudah. Tak peduli anak kita laki-laki atau perempuan, aku akan memberikan nama dengan unsur semesta kepadanya. Nama adalah doa, bukan?"
"Kenapa harus semesta? Kok terdengar seperti kofisyop yang katanya buka 24 jam itu? Apakah kamu ingin anak ini hobi begadang seperti kita berdua?"
"Soalnya, aku punya firasat bahwa anak kita bukanlah anak biasa. Orang-orang tidak akan berani macam-macam dengannya. Siapa pula manusia yang berani mencari masalah dengan semesta?"
"Apakah kamu tidak khawatir jika anak kita tidak punya teman nantinya? Sepertinya beban yang dia tanggung akan terasa berat dengan nama 'semesta' yang melekat."
"Tidak. Semesta tidak akan pernah lelah dan semesta tidak akan pernah salah. Kalaupun orang-orang tidak sanggup menerima semesta, berarti mereka adalah orang-orang lemah."
Comments
Post a Comment